April 30, 2015

Penetasan Dua Tahap Sistem Setter dan Hatcher

0 comments


Penetasan telur dengan menggunakan mesin penetas yang dilakukan masyarakat pada umumnya memakai sistem satu tahap. Maksudnya adalah selama satu periode penetasan mulai dari hari ke-1 sampai telur menetas dilakukan dalam satu mesin tetas dan dalam satu rak telur yang sama.

Namun tidak demikian pada penetasan telur yang dilakukan oleh peternak-peternak atau farm-farm yang besar. Mereka menggunakan sistem dua tahap. Massa pengeraman (pemanasan + pemutaran) dilakukan terpisah dengan massa penetasan. Penetasan dengan sistem dua tahap menggunakan dua jenis mesin tetas, yakni mesin tetas Setter dan mesin tetas Hatcher.

Setter adalah mesin tetas yang berfungsi hanya sebagai pengeraman telur, digunakan untuk memanaskan dan memutar telur mulai hari ke-3 sampai 3 hari menjelang telur menetas. Mesin tetas biasanya menggunakan rak telur putar.

Hatcher adalah mesin tetas yang berfungsi hanya sebagai penetasan telur, digunakan untuk memanaskan telur selama 3 hari terkhir sampai telur retak sampai menetas. Mesin tetas biasanya menggunakan rak telur tetap.

AYAM ITIKANGSAPUYUH
MESIN TETAS SETTER 18 2528 24
MESIN TETAS HATCHER 3 33 3
TOTAL HARI 21 1831 17
SUHU (C) 37 37 3737
KELEMBABAN 55-60 55-60 55-60 50-55

Telur unggas yang akan ditetaskan perlu melalui 2 (dua) tahapan, sebagai berikut :

1. TAHAP SETTER (Masa Pengeraman) : Telur diletakan di rak yang akan berputar perlahan sampai kemiringan 45° selama beberapa hari (lihat table diatas).
2. TAHAP HATCHER (Masa Penetasan) : Tahap menunggu proses netas ini telur tidak boleh diputar lagi, sesudah 3 - 4 hari telur akan menetas.

Penggunaan setter dan hatcher secara umum memberikan keuntungan sebagai berikut:

  • Lebih memudahkan pengaturan penetasan secara periodik, misalnya teknis penetasan setiap 1 minggu sekali.
  • Lebih efisien dalam waktu penetasan, karena telur hanya dimasukkan 18 hari (telur ayam), 25 hari (telur itik), 14 hari (telur puyuh)
  • Meningkatkan daya tetas. Pada tahap hatcher akan memudahkan pengaturan kelembaban, karena telur usia 3 hari menjelang menetas pada hatcher kelembabannya harus dinaikkan 5 – 10% lebih besar daripada setter untuk memudahkan proses piping (pecah kulit telur).
  • Memudahkan dalam pembersihan, karena hanya mesin tetas hatcher yang harus sering dibersihkan, sedangkan mesin tetas setter bisa digunakan terus menerus tanpa terputus.

Kerugian penggunaan mesin tetas setter dan hatcher terpisah adalah biaya investasi lebih besar karena harus membeli 2 mesin tetas, serta penggunaan listrik lebih besar. Namun demikian, sistem setter dan hatcher terpisah mempunyai keuntungan daya tetas relatif lebih tinggi terutama untuk penetasan dalam jumlah yang besar diatas 1000.


Related posts :







Cari Artikel Seputar Unggas Disini


Leave a Reply

Silahkan beri komentar setelah Anda membaca Artikel di blog ini